Kamis, 24 Juli 2008

Desa Timpah


Desa Timpah merupakan sebuah desa yang diperkirakan sudah ada sejak tahun 1889. Pada waktu itu masyarakatnya masih memeluk agama Hindu Kaharingan. Kemudian tahun 1915 agama Kristen mulai masuk, yang dibawa oleh orang Belanda bernama Zeding yang ditandai dengan berdirinya geraja di desa Timpah. Masyarakat waktu masih melakukan pekerjaan dengan membuat dukuh (padukuhan) di sekitar tempat mereka berladang, dan mencari ikan. Kehidupan masyarakat di pedukuhan mulai ditinggalkan sejak tahun 1934, dan sejak tahun itu pula Zeding mulai membangun Sekolah Dasar/Sekolah Rakyat. Pada tahun 1978 pedagang dari Hulu Sungai atau Banjar berdagang ke desa dan membawa masuknya agama Islam. Agama mayoritasnya adalah Kristen Protestan,dan berkembang dengan pesat di desa ini.
Sekarang desa Timpah adalah sebuah desa yang sedang berkembang pesat, terutama sejak adanya jalan penghubung yaitu jalan trans Kalimantan di mana posisi desa yang tepat berada di tengah-tengah antara ibukota propinsi Kal-Teng dan kabupaten Barito Selatan dan posisi inilah yang menjadi keuntungan tersendiri bagi masyarakat desa Timpah.



Rabu, 23 Juli 2008

KRISTENISASI

Arti Kristenisasi

1. Yang dinamakan kristenisasi ialah mengkristenkan orang
atau membuat seseorang memeluk agama Kristen. Arti kata-kata
itu menurut istilah ialah: mengkristenkan orang secara
besar-besaran dengan segala daya upaya yang mungkin agar
supaya adat dan pergaulan dalam masyarakat mencerminkan
ajaran agama Kristen. Masyarakat yang demikian akan lebih
melancarkan tersiar luasnya agama Kristen. Akhirnya
kehidupan rohani dan sosial penduduk diatur dan berpusat ke
gereja.

2. Kristenisasi tidak hanya dilancarkan terhadap orang-orang
yang belum memeluk agama atau mereka yang memeluk agama
animisme saja, tetapi juga ditujukan terhadap orang yang
telah memeluk agama Islam. Pengkristenan dipercayai sebagai
satu tugas suci yang dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh
ditinggalkan. Mengkristenkan orang dianggap sebagai membawa
kembali anak-anak domba yang tersesat, dibawa kembali kepada
induknya. Manusia-manusia sebagai anak domba akan dibawa
kepada kerajaan Allah.

3. Kristenisasi adalah usaha internasional, artinya mereka
bermaksud menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia. Dapat
diakui bahwa ini adalah mutlak hak asasi mereka, sebagaimana
orang Muslimin-pun mempunyai tugas menyiarkan Islam ke
seluruh dunia. Namun demikian memang perlu sama-sama
disadari perlunya suatu garis pengamanan yang dapat
menghindarkan terjadinya pergesekan dan perselisihan,
sehingga masing-masing pemeluk agama tertentu tidak merasa
cemas untuk dipaksa atau dibujuk atau diusahakan pindahnya
kepada agama lain. Garis ini harus jelas dan ditaati
terutama oleh para pemeluk agama yang telah disahkan oleh
Negara Republik Indonesia seperti misalnya agama Islam dan
Kristen (Masehi).

4. Pada tanggal 30 Nopember 1967 Pemerintah mengadakan
Musyawarah Antar Agama bertempat di gedung Dewan
Pertimbangan Agung Jakarta, dengan maksud antara lain untuk
membina saling pengertian dan saling toleransi antara
pemeluk-pemeluk agama terutama Islam dan Masehi. Dalam
sambutan tertulis Jenderal Suharto pada waktu itu, Pejabat
Presiden Republik Indonesia, menyatakan keprihatinannya atas
kenyataan bahwa penyiaran agama masih dilakukan orang
terhadap mereka yang telah memeluk agama tertentu. Dijiwai
oleh sambutan Pejabat Presiden itu maka pihak umat Islam
mengusulkan rumusan persetujuan, yaitu: rakyat yang telah
beragama jangan dijadikan sasaran penyebaran agama lain.
Pihak Masehi menolak keras usul itu. Maka dicoba untuk
mengadakan pertukaran pikiran dan pendekatan-pendekatan
namun sia-sia, yang mengakibatkan musyawarah yang
berlangsung hampir 24 jam itu tidak menghasilkan sesuatu
yang kongkrit.

5. Kristenisasi dalam pengertian politik ialah: berusaha
untuk lahirnya undang-undang ataupun peraturan atau tindakan
dan sikap penguasa, yang memberi kesempatan lebih banyak
lagi bagi tersiarnya agama itu atau menguntungkan bagi agama
itu. Apabila penyebaran dalam masyarakat telah berhasil dan
dalam bidang politik berhasil pula, maka terbukalah jalan
yang selebar-lebarnya untuk menjadikan keseluruhan
masyarakat bernapaskan Kristen, sehingga diharapkan dengan
cepat umat Kristen akan menjadi mayoritas, seperti umpamanya
kejadian di Pilipina, yang sekarang ini ternyata menjadi
basis perluasan ke seluruh Asia Tenggara.

6. Usaha Kristenisasi itu dilakukan dengan segala daya,
beaya peralatan yang lengkap, rencana yang masak, tehnik
yang tinggi, kemauan dan kesungguhan yang mantap dan kuat,
keyakinan yang mendalam serta melalui segala jalan dan
saluran yang meresap dalam hampir semua aspek kehidupan
manusia: sosial, budaya, ekonomi, pendidikan, politik dan
segala macam hiburan.

Sejarah Kristenisasi oleh Agama Protestan

1. Zending Protestan pertama kali datang ke Indonesia pada
tahun 1831 dengan dua orang pendeta bernama Riedel dan
Schwarz ke Minahasa. Pada tahun 1850 mereka membuka sebuah
Kweekschool (sekolah pendidikan guru) di Tomohon dan pada
tahun 1868 dibuka pula Sekolah Guru Injil (Hulpzendelingen).
Kristenisasi di Minahasa itu ditangani dan dibeayai oleh
Nederlandse Zendelinggenootschap yang didirikan di Rotterdam
tahun 1787. Pada tahun 1882 di Minahasa juga didirikan
asrama dan sekolah khusus bagi anak-anak pegawai negeri
serta orang-orang terkemuka. Semua sekolah tersebut mendapat
subsidi dari Pemerintah Hindia Belanda. Tahun 1888 mereka
mendirikan percetakan untuk mencetak buku-buku, selebaran
dan sebuah surat kabar yang bernama, "Cahaya Siang."

2. Di kepulauan Sangihe dan Talaud bangsa Portugis telah
lebih dahulu menyiarkan agama Kristen. Pekerjaan ini
kemudian diambil alih dan diteruskan oleh bangsa Belanda di
Ambon dan Maluku dipelopori antara lain oleh: J. Kam pada
pertengahan abad ke 19 juga. Dia adalah utusan dari
Nederlandse Zendinggenootschap tersebut. Kemudian mereka
luaskan sampai ke pulau Buru. Adapun daerah Sulawesi Tengah
dan Tenggara kristenisasi dilakukan oleh Bala Keselamatan
atau Leger des Heils, sedang Gereformeerde Zendingbond
mengirimkan pendeta Van Den Loodrecht ke Luwuk pada tahun
1913. Di Bolaang Mongondow pengkristenan dilakukan oleh
Nederlandse Zendinggenootsehap. Pada tahun 1904 seorang raja
meminta kepada Zending itu untuk mendirikan sebuah H.l.S.
disana. Sekolah ini terlaksana pada tahun 1913. Perkumpulan
De Nederlandse Zendingvereniging yang semula diberikan tugas
mengkristenkan Jawa Barat, pada tahun 1915 juga beroperasi
di Sulawesi Tenggara.

3. Kristenisasi di Jawa Timur dipelopori oleh seorang tukang
jam bangsa Belanda di Surabaya yang bernama Emde dan seorang
tuan tanah bernama C. Coolen kira-kira pada tahun 1840.
Empat tahun kemudian pengikut mereka berhasil membentuk
sebuah desa Keristen di Mojowarno di mana dewasa ini berdiri
sebuah rumah sakit Kristen yang amat besar dan modern. Pada
tahun 1848 seorang zendeling lagi yaitu E.J. Jellesma datang
ke Surabaya lalu ke Mojowarno. Dengan dibantu oleh seorang
guru Injil Paulus Tosari didirikannya sebuah Kweekschool
yang kemudian terpaksa ditutup pada tahun 1858. Tetapi pada
tahun 1500 dapat dibuka kembali. Murid-murid dari pengikut
C. Coolen menyebarluaskan agama Kristen ini sampai ke
Pasuruan dan Kediri. Kemudian berdatangan para zendeling
dari negeri Belanda untuk menyebarkan agamanya di
tengah-tengah umat Islam. Mereka mendirikan rumah sakit
rumah sakit di banyak tempat di samping rumah sakit besar
Mojowarno.

4. Di Jepara tinggal seorang bernama Tunggul Wulung yang
terkenal dengan julukan Kiyahi Berahim. Dia adalah seorang
petapa yang mengaku telah mendapat wahyu dari Allah lalu
masuk Kristen. Tetapi kemudian dia campur-adukkan
kepercayaan Kristen dengan Islam dan animisme, akhirnya dia
tidak diakui lagi oleh gereja. Ada pula seorang santri
bernama Sadrah, yang berhasil ditarik memeluk agama Kristen
oleh seorang zendeling yang bernama Hoezoo. Sadrah kemudian
mengembara hampir ke seluruh tanah Jawa dan banyak bertemu
serta berwawancara dengan penyebar agama Kristen lainnya. Di
Jakarta, dahulu Batavia, dia bertemu dengan MR. F.L.
Anthing, bekas pejabat tinggi kehakiman di Semarang yang
telah pindah ke Jakarta, Dia ini sangat besar jasanya dalam
pernyebaran Kristen. Tahun 1867 Sadrah dibaptiskan dan dua
tahun kemudian dia dipindahkan ke Purworejo untuk menyiarkan
Kristen bekerja sama dengan nyonya Philips. Tahun 1870
pindah ke desa Karangjasa dekat Bagelen dan terus giat
menyebarkan agamanya dan memimpin kaum Kristen Jawa. Dari
sana Kristenisasi diperluas oleh Dewan Gereja (Gereformeerde
Kerken) ke Banyumas dan Kedu lalu meluas ke Yogyakarta dan
Surakarta.

5. Adapun di Sumatera pekerjaan zending dapat dikatakan
dimulai pada tahun 1890 di dacrah Sumatera Pasisir Timur.
Pada tahun 1894 mereka sampai ke utara Danau Toba daerah
Batak Karo. Pada tahun 1915 mereka dirikan rumahsakit di
bawah pimpinan seorang Zuster bangsa Belanda. Pulau Nias
dimasuki pada tahun 1866 oleh para zendeling dari
perkumpulan Rheinische Missionsgeselschaft, yaitu gabungan
zending yang berdiri pada tahun 1823 dan berpusat di Barmen
wilayah Dusseldorf, Jerman. Mereka juga melebarkan sayap ke
Pulau Mentawai dan Enggano. Rheinische Missionsgeselschafe
ini juga beroperasi di pulau Kalimantan sebelah Selatan dan
Timur untuk mengkristenkan suku Dayak. Pada tahun l904
kelihatan kemajuannya di Kuala Kurom dan Kahayan Hulu, lalu
meluas dengan pesat.

Demikianlah ringkasan sejarah kristenisasi yang dilakukan
oleh agama Protestan di tanah air kita.